Tujuannya sih biar pasar tradisional terbesar di Cilegon ini jadi lebih tertata dan gak semrawut lagi. Tapi, para pedagang kaki lima ini keberatan banget, lho!
Kenapa Pedagang Kaki Lima Keberatan Direlokasi?
Ismet, salah satu pedagang kaki lima, cerita kalau dulu mereka pernah direlokasi tapi akhirnya balik lagi karena tempat yang disiapkan gak nyaman dan kurang memadai.Dia bilang, “Dulu sudah pernah direlokasi tapi kita balik lagi enggak nyaman karena tempatnya tidak memadai. Kalau tempatnya cocok, sesuai sama pedagang, lokasinya bagus enggak masalah kita.”
Selain itu, para pedagang juga selama ini harus bayar iuran ke petugas pasar, sekitar Rp1.000 per hari, yang bikin mereka makin mikir-mikir soal pindah tempat.
Pedagang Minta Pemerintah Cuma Menertibkan, Bukan Mengusir
Erikasni, pedagang lain, juga ngeluh karena dagangannya lagi sepi pembeli. Dia bilang, “Di sini saja tidak laris, apalagi dipindah ke sana (Hanggar Barat -red). Untuk makan saja kita sehari-hari susah.” keluhnya.Mereka sebenarnya gak nolak penertiban, tapi minta supaya gak dipindah ke tempat yang jauh dan kurang strategis. “Kita mau pemerintah tidak mengusir, cuma menertibkan. Kalau dirasa kita terlalu maju enggak apa - apa dimundurin, dirapihkan. Kita bukan mau membangkang, tapi kita cuma minta dirapihkan saja yang di sini, jangan dipindah ke dalam. Mau di manapun pasti ada pedagang kaki limanya di pasar itu,” ungkapnya penuh harap.
Akankah Ada Solusi Lain dari Pemerintah?
Dulurnet, sebenarnya ada aturan yang melarang pedagang kaki lima berjualan di trotoar atau badan jalan demi ketertiban dan kenyamanan umum. Tapi, di sisi lain, pedagang kaki lima ini juga butuh tempat yang layak buat cari nafkah.Jadi, pemerintah dituntut cari solusi yang win-win, supaya pasar tetap tertata tanpa bikin pedagang susah.
Melansir dari pemberitaan babebanten.com (06/05/2025), relokasi ini memang jadi polemik karena belum ada titik temu antara pemerintah dan pedagang soal lokasi dan fasilitas yang memadai.
Sumber: babebanten.com