Heboh Kabar Titipan SPMB Wakil Ketua DPRD Banten Pakai Stempel Lembaga, Syaiful Bahri: Jangan Jadi Teladan Buruk

Masyarakat Banten dan khususnya Cilegon lagi heboh tentang SPMB. Baru-baru ini beredar kabar Wakil Ketua DPRD Banten titip siswa dalam SPMB 2025 di salah satu SMA Negeri di Cilegon. Kirain beneran wakil rakyat, ternyata wakil keluarga dan kerabat. Pengamat politik, Syaiful Bahri, ungkapkan keprihatinannya. 

Jadi lur.. memang gak ada yang salah sih, kalau menjadikan keluarga dan orang terdekat itu prioritas nomor satu. Tapi tidak dalam kapasitasnya sebagai pejabat publik doong! Mau tahu gimana kabar selengkapnya, lanjut baca yaa


Miris! Wajah Pendidikan Dicoreng, Bahkan oleh Wakil Rakyat

Tahun ajaran baru belum mulai, tapi aroma busuk sudah tercium dari ruang-ruang kekuasaan. Dunia pendidikan, tempat seharusnya integritas dijunjung, malah diseret-seret ke hal yang negatif oleh ulah oknum. Kali ini, salah satu Wakil Ketua DPRD Banten dari PKS diduga terlibat dalam praktik penitipan peserta dalam proses SPMB 2025. Ya, yang dititipkan bukan donat, tapi calon murid.

Kabar ini bikin masyarakat garuk kepala. Bukannya jadi jembatan aspirasi rakyat, malah jadi calo terselubung. Kalau begini, apa kabar siswa lain yang bersaing dengan jujur dari jauh-jauh hari?


Foto: getmenit.com

Gagal Jadi Teladan, Komitmen Gubernur Dilanggar

Gubernur Banten, yang katanya sudah sejak lama berteriak anti-intervensi dan anti-titip-menitip, kini harus menelan pil pahit. Komitmennya dilabrak oleh kolega politiknya sendiri. Miris, karena peringatan sudah diberikan jauh-jauh hari. Tapi tampaknya, yang mendengar hanya rakyat kecil. Para elit? Mungkin sedang sibuk mencetak memo titipan.

Dari pemberitaan merdeka.com (27/06/2025), beredar lembaran kertas SPMB online tahun ajaran 2025-2026 yang dibubuhi tanda tangan Dr H Budi Prajogo selaku Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten. Tidak cukup di situ, stempel basah DPRD Provinsi pun ikut tempel di atasnya. Dan yang bikin geleng-geleng, memo tersebut menyelipkan catatan “mohon dibantu dan ditindaklanjuti” yang diduga kuat berkaitan dengan penerimaan siswa baru SMA Negeri di Cilegon. Bahkan kartu nama beliau pun turut diselipkan, seolah mempertegas siapa ‘yang nitip’.

Lucunya, sanksi keras dari gubernur hanya akan efektif kalau pelakunya bukan bagian dari lingkaran kekuasaan. Kalau yang melanggar justru sesama elit, sanksinya biasanya hanya berupa klarifikasi ngambang dan kalimat pamungkas: “Itu hanya miskomunikasi.” hahahahaaaa dagelan!


Sindiran dari Pengamat Politik, Syaiful Bahri

Adanya kejadian yang tak berintegritas ini memicu pendapat banyak orang. Termasuk Syaiful Bahri, seorang pengamat politik di Banten. Dari pemberitaan rubrikbanten.com, (27/6/2025) kata Syaiful, Partai Keadilan Sejahtera selama ini dikenal patuh aturan. Tapi sayang, satu oknum bisa membuat citra partai jadi ternoda. Dia juga menambahkan keprihatinannya dan menyindir halus: “Kalau panutannya seperti ini, bagaimana rakyatnya?” Sebuah kalimat sederhana tapi bikin miris.

PKS sebetulnya masih punya waktu untuk membenahi wajahnya. Tapi jika tetap diam, publik bisa saja menganggap pembiaran ini sebagai bentuk restu. Di sinilah pentingnya partai bersikap tegas: klarifikasi, investigasi, dan kalau terbukti pecat. Bukan malah ngeles dan bilang, “Itu bukan titipan, itu cuma rekomendasi.”


Kalau Elitnya Curang, Kita Publik Harus Apa?

Mari jujur sebentar: masyarakat udah terlalu sering dituntut jujur, disiplin, dan patuh aturan. Tapi kalau elit politik sendiri main belakang demi ‘kepentingan kelompok’, maka kita hanya bisa menatap langit dan bertanya: “Apakah keadilan cuma berlaku untuk yang nggak punya kekuasaan?”

Sungguh menyedihkan ketika praktik penitipan yang semestinya jadi aib, malah dianggap hal biasa. Bahkan ada yang bilang, “Nggak titip, nggak masuk.” Luar biasa. Dunia pendidikan kita seolah kembali ke jaman feodal, hanya berganti seragam dan institusi.

Tapi tenang, sampai artikel ini terbit, belum ada klarifikasi resmi dari yang bersangkutan. Mungkin lagi sibuk bikin alibi. Atau mungkin, menyiapkan surat klarifikasi yang diawali dengan kalimat, “Ini semua adalah bentuk kepedulian saya terhadap masyarakat.”

Semoga rakyat nggak lagi disuruh maklum, yang hanya akan disuguhi video klarifikasi

Referensi:

Produk Sponsor