
Dulurnet, kunjungan delegasi bisnis dan pemerintah dari Provinsi Guangdong, Tiongkok, ke Kota Cilegon pada Selasa, 27 Mei 2025, menguak potensi investasi jumbo di balik pertemuan mereka dengan Wali Kota, Robinsar.
Janji Bangun Pelabuhan Cilegon Mandiri
Melansir dari pemberitaan cilegonsatu.id (27/05/2025), investor Tiongkok tertarik membangun Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) dan pabrik berteknologi tinggi. Proyek ini disebut bernilai awal Rp2,5 triliun, dengan skema kerja sama operasional (KSO) bersama Pemkot Cilegon, yang mengklaim akan tetap memegang mayoritas saham.
“Investor sangat antusias. Ada yang bahkan langsung menyatakan siap berinvestasi begitu lahannya tersedia,” ujar Wali Kota Robinsar.
Proyek Listrik Berbahan Dasar Sampah
Di luar proyek pelabuhan, para investor juga menunjukkan minat terhadap proyek waste-to-energy (pengolahan sampah jadi listrik) yang nilainya diprediksi lebih dari Rp2 triliun. Kota Cilegon dianggap punya infrastruktur lengkap dan pengalaman industri yang mumpuni.
“Cilegon punya lokasi strategis, infrastrukturnya memadai, dan kami pernah mengunjungi kota ini sebelumnya. Kami percaya Cilegon siap menyambut industri masa depan,” ujar Zhang Biao, Direktur Asosiasi Promosi Perdagangan Guangdong.
DPRD Sebut Ada Komitmen Awal, Tapi Perlu Kajian Lanjutan
Menurut Erik Airlangga dari Komisi I DPRD Kota Cilegon, kerja sama ini merupakan buah komunikasi panjang yang dimulai sejak beberapa bulan lalu. Ia menegaskan pentingnya Pemkot tetap pegang kendali lewat saham mayoritas sebesar 51%.
“Saat ini sedang dalam kajian lanjutan oleh bagian investasi. Kita juga pastikan Pemkot tetap pegang saham 51 persen karena nilai aset kita sudah besar,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa sektor pangan harus jadi bagian dari investasi ini agar lebih berdampak luas dan sesuai dengan program nasional.
Apakah Proyek Ini Akan Membawa Perubahan Nyata?
Investasi jumbo dari Tiongkok memang menggoda, tapi pertanyaan besarnya, apakah dampaknya benar-benar akan terasa buat warga Cilegon secara merata? Jangan sampai proyek besar ini cuma menguntungkan segelintir elite saja.
Penting agar kehadiran investor membawa perubahan signifikan dalam pembangunan yang adil dan inklusif, memperhatikan lingkungan sekitar, serta menjamin keberlanjutan bagi generasi mendatang.