Karpet Merah Investor Asing Jangan Jadi Pesta di Para Elite, Warga Lokal Cilegon Sekadar Penonton?


Geliat investasi di Kota Cilegon kembali menjadi sorotan. Fasilitas-fasilitas baru yang mewah dan modern terus dibangun untuk menyambut para penanam modal asing. Namun, di balik narasi kemajuan dan modernisasi, sebuah pertanyaan fundamental menggema: untuk siapa sebenarnya semua kemegahan ini dibangun? Ketika korporasi besar merayakan kerja sama strategis, masyarakat lokal Cilegon berhak bertanya, di mana posisi kami dalam pesta ekonomi ini?

Seperti yang diberitakan oleh money.kompas.com (05/11/2025), PT Krakatau Sarana Properti (KSP) baru saja meneken kontrak besar dengan perusahaan kontraktor asal Tiongkok, China Chengda Engineering Co Ltd. Kerja sama ini tidak main-main, mencakup penyediaan gudang, 18 unit town house, hingga 40 unit mess untuk para pekerja. Tujuannya jelas, yakni memanjakan investor dan memastikan operasional mereka berjalan mulus. Namun, detail inilah yang justru membuka kotak pandora pertanyaan kritis tentang dampak nyata bagi warga sekitar.


Membangun Ekosistem Eksklusif di Jantung Kota Baja

Penyediaan fasilitas hunian dan logistik secara terpadu dalam satu paket oleh KSP untuk China Chengda bisa dibaca dari dua sisi. Di satu sisi, ini adalah langkah bisnis yang efisien dan menunjukkan profesionalisme Cilegon dalam melayani investor. Namun di sisi lain, ini berpotensi besar menciptakan sebuah 'gelembung' ekonomi yang eksklusif. Ketika para pekerja asing tinggal di town house yang disediakan, beraktivitas di mess yang disiapkan, dan menggunakan gudang yang terintegrasi, seberapa besar interaksi ekonomi yang terjadi dengan lingkungan sekitar?

Apakah pemilik warung makan lokal, pengusaha kos-kosan, atau penyedia jasa laundry di Cilegon akan kecipratan rezeki? Atau jangan-jangan, seluruh rantai pasok kebutuhan para pekerja asing ini sudah dipenuhi dalam sebuah sistem tertutup? Pola seperti ini, jika tidak diawasi, hanya akan menjadikan Cilegon sebatas 'lahan sewa' yang indah, sementara perputaran uang yang signifikan terjadi di dalam pagar kawasan industri, tanpa menetes signifikan ke kantong-kantong ekonomi masyarakat.


Dari Alih Lahan Menuju Alih Kesejahteraan

Investasi asing selalu didengungkan dengan janji manis alih teknologi dan penyerapan tenaga kerja lokal. Namun, penyediaan puluhan mess dan town house memunculkan dugaan bahwa proyek ini mungkin membawa serta tenaga kerja dalam jumlah besar. Pertanyaannya, berapa persen porsi tenaga kerja lokal yang akan terserap dalam proyek yang dikerjakan oleh China Chengda? Apakah ada klausul tegas dari pemerintah daerah yang mewajibkan penyerapan tenaga kerja lokal, terutama untuk posisi-posisi yang tidak memerlukan keahlian spesifik?

Tanpa adanya regulasi yang kuat dan pengawasan yang ketat, investasi besar hanya akan menjadi transaksi 'alih lahan'. Tanah Cilegon digunakan, sumber dayanya dimanfaatkan, namun manfaat terbesar berupa peningkatan skill dan kesejahteraan tenaga kerja lokal menjadi nomor sekian. Pemerintah Kota Cilegon harus bergerak lebih dari sekadar pemberi izin; mereka harus menjadi negosiator ulung yang memastikan setiap meter persegi lahan industri yang disewakan berbanding lurus dengan peningkatan kualitas hidup warganya.


Peran Pemkot Cilegon, Wasit atau Pemandu Sorak

Di sinilah peran Pemerintah Kota Cilegon diuji. Apakah Pemkot akan bertindak sebagai 'pemandu sorak' yang hanya bertepuk tangan setiap kali ada investasi masuk? Ataukah mereka akan mengambil peran sebagai 'wasit' yang adil, yang memastikan aturan main berpihak pada tuan rumah? Kebijakan pro-investasi harus diimbangi dengan kebijakan pro-rakyat yang konkret.

Ini bisa diwujudkan melalui regulasi daerah yang mewajibkan investor untuk memprioritaskan pemasok lokal untuk kebutuhan tertentu, mengalokasikan dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang terukur dan tepat sasaran untuk pembangunan komunitas sekitar, serta membuka data penyerapan tenaga kerja secara transparan. Tanpa langkah-langkah proaktif ini, kemilau investasi asing hanya akan menjadi fatamorgana kemakmuran, indah dipandang dari jauh namun tidak memberikan kesejukan bagi mereka yang berada paling dekat.

Referensi:

Sumber: Artikel "Infrastruktur Pendukung Diperkuat untuk Investor Asing di Cilegon" yang dipublikasikan di money.kompas.com pada tanggal 4 November 2025.

Produk Sponsor