Robinsar Tegaskan Tak Ada "Raja Kecil". Jika Tak Disiplin dalam Bekerja, Akan Kena Sentil


Pada momen pelantikan 227 pegawai honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Kamis (17/7/2027), Wali Kota Cilegon, Robinsar, tidak hanya memberikan ucapan selamat. 

Ia menyisipkan pesan yang jauh lebih dalam dan strategis, yaitu komitmennya untuk membersihkan lingkungan birokrasi dari praktik istimewa yang berlandaskan kedekatan kekeluargaan atau hubungan informal.


227 PPPK Dilantik, Robinsar Beri Peringatan Tegas

Pelantikan yang berlangsung di halaman Kantor Pemkot Cilegon tersebut menandai langkah lanjutan dalam penguatan sumber daya manusia ASN di Kota Cilegon. Namun, dalam pidatonya, Robinsar memilih menyampaikan peringatan ketimbang hanya seremonial.

Ia menggarisbawahi bahwa menjadi ASN bukan sekadar mendapatkan legalitas status kepegawaian, tapi juga menanggung konsekuensi integritas dan kedisiplinan kerja dalam melayani masyarakat.

Dalam pidatonya, Robinsar menolak keras keberadaan "raja kecil" di lingkungan pemerintahan, yaitu individu yang merasa memiliki kekuasaan lebih atau merasa kebal aturan karena ada ‘orang dalam’.


‘Raja Kecil’ dan Budaya Titipan, Musuh Profesionalisme ASN

Istilah "raja kecil" yang dilontarkan Robinsar bukan tanpa alasan. Ia menceritakan bahwa dalam inspeksi mendadak (sidak) yang pernah dilakukannya, ditemukan kasus pegawai tidak hadir di kantor namun secara absensi tetap tercatat hadir.

Fenomena seperti ini dianggap menjadi contoh nyata dari lemahnya pengawasan dan longgarnya etika kerja di sebagian Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Lebih dari itu, Robinsar menolak tegas pola relasi kekeluargaan yang kerap menjadi celah mencederai integritas ASN. Menurutnya, semua pegawai harus diperlakukan sama dan mengikuti aturan, tanpa kecuali. Penegakan disiplin adalah jalan menuju birokrasi yang bersih dan kuat.


Robinsar Minta Profesionalitas ASN Diatas Segalanya

Langkah Robinsar menunjukkan bahwa dirinya tidak sekadar mengandalkan citra sebagai kepala daerah muda. Ia mulai memperlihatkan taringnya dalam menata ulang wajah birokrasi Cilegon. Sikap ini penting untuk menepis anggapan bahwa usia muda identik dengan kepemimpinan yang lemah atau mudah dipengaruhi.

Justru sebaliknya, keberanian untuk menegakkan aturan, bahkan jika harus berhadapan dengan oknum senior, menjadi pembeda gaya kepemimpinan dirinya. 

Dalam konteks ini, Robinsar tengah memainkan peran penting untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap aparatur pemerintahan dan budaya kerja yang berorientasi hasil.

Masyarakat tentu menunggu bagaimana ketegasan ini diterapkan secara konsisten. Karena lebih dari sekadar pidato, integritas seorang kepala daerah diuji dari tindak lanjut dan keberaniannya melawan arus kebiasaan lama yang masih bercokol di tubuh birokrasi.

Referensi:

Produk Sponsor