
275 Kepala Keluarga di Tengah Genangan Banjir
Hujan deras yang mengguyur wilayah Tamansari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon pada Selasa malam (17/6) kembali menyisakan kekhawatiran lama yang belum terselesaikan. Sekitar pukul 19.15 WIB, air mulai naik dan merendam dua RT di RW04. Ketinggian air bahkan mencapai satu meter, memaksa warga untuk berjaga di dalam rumah dan memindahkan barang ke tempat lebih tinggi.Sebanyak 275 Kepala Keluarga atau sekitar 830 jiwa terdampak banjir ini. Di tengah kepanikan, warga tetap bertahan tanpa harus mengungsi. Mereka memilih tinggal, menjaga harta benda yang ada dan mengandalkan bantuan yang datang. Sementara itu, suasana di jalanan di pemukiman warga nampak berubah menjadi kolam dadakan.
Dari penelusuran digital di berbagai pemberitaan lokal, berita banjir di Tamansari, Pulomerak ini sudah ada sejak tahun 2018. Dan hampir setiap tahun terjadi genangan air setiap kali hujan lebat. Terlebih lagi saat hujan mengguyur dalam durasi yang cukup lama.
Drainase Tertahan Tumpukan Sampah
Penyebab banjir kali ini bukan semata karena curah hujan tinggi. Seperti yang diberitakan oleh rubrikbanten.com (18/06/2025), tumpukan sampah yang menyangkut di bawah bantalan rel kereta api diduga menjadi biang utama. Aliran air yang seharusnya mengalir lancar, justru tertahan hingga meluber ke pemukiman warga.Ini bukan lagi soal banjir musiman, tapi soal pola penanganan yang masih belum efektif atau bahkan stagnan. Harapan warga sederhana, bukan mendapat bantuan saat air sudah naik, tapi tindakan nyata sebelum banjir terjadi. Di wilayah ini sudah jelas membutuhkan kajian mendalam terkait solusi banjir yang permanen.
Warga butuh hidup tenang. Mereka tak bisa terus hidup bersama rasa was-was saat hujan turun. Pemerintah perlu duduk bersama, bukan hanya dengan dinas terkait, tapi juga komunitas warga dan pemerhati lingkungan. Kampanye edukasi soal pengelolaan sampah, sistem drainase terpadu, hingga pemetaan ulang aliran air harus jadi agenda mendesak.
Respons Cepat Pemerintah sebagai Langkah Awal
Begitu laporan masuk, Wali Kota Cilegon, Robinsar langsung turun ke lokasi bersama tim dari BPBD kota Cilegon. Mereka melakukan asesmen serta memberikan bantuan logistik seperti makanan siap santap, dan menyerahkannya langsung ke rumah-rumah warga yang terdampak.Melalui instagram pribadinya, Wali Kota Cilegon mengungkapkan "Titik ini memang menjadi langganan banjir apabila curah hujan tinggi dan kiriman air dari pegunungan... Insyallah kedepan kita cari kan solusi terbaik untuk mengatasi kondisi banjir ini " tulis akun robinsar19.
Namun belum ada pernyataan dari Wali Kota terkait langkah jangka panjang. Misalnya dengan memaparkan rencana pembenahan drainase atau penguatan sistem aliran air agar banjir tidak terjadi lagi. Apalagi titik tersebut sudah dikenal sebagai langganan banjir, tentunya ini menjadi PR bagi instansi terkait dan Pemkot Cilegon
Warga Menanti Solusi Jangka Panjang
Banjir bukan hal baru bagi warga Tamansari. Setiap tahun, laporan genangan muncul di titik yang sama. Namun solusi masih bersifat tambal sulam. Penanganan cepat memang penting, tapi pencegahan adalah kunci yang tak kunjung dijalankan dengan serius.Warga butuh hidup tenang. Mereka tak bisa terus hidup bersama rasa was-was saat hujan turun. Pemerintah perlu duduk bersama, bukan hanya dengan dinas terkait, tapi juga komunitas warga dan pemerhati lingkungan. Kampanye edukasi soal pengelolaan sampah, sistem drainase terpadu, hingga pemetaan ulang aliran air harus jadi agenda mendesak.
Karena kalau tidak sekarang, kapan lagi?
Referensi:
- rubrikbanten.com – 18/06/2025
- instagram.com/robinsar19 – 18/06/2025