
Evaluasi Berdasarkan Capaian, Bukan Peningkatan Kerja
Melansir dari pemberitaan rubrikbanten.com (22/05/2025), Maman menekankan bahwa evaluasi ini murni didasarkan pada hasil kerja nyata. “Evaluasi itu untuk capaian kerja. Bukan peningkatan kerja dan tidak ada yang lain, iyah,” ujarnya blak-blakan.Pernyataan ini menyiratkan adanya potensi kekecewaan terhadap kinerja yang selama ini mungkin hanya ‘numpang lewat’ atau sekadar menggugurkan kewajiban tanpa hasil konkret.
Sekda Punya Wewenang Penuh
Maman menegaskan dirinya punya kendali penuh atas proses evaluasi ini. “Nanti saya akan evaluasi. Pokoknya kaitannya soal birokrasi, saya ada kewenangan untuk mengevaluasi,” tegasnya. Namun pertanyaannya, sudah sejauh mana pengawasan selama ini dilakukan? Dan mengapa baru sekarang evaluasi menyeluruh ini diumumkan? Apakah ada tekanan politik, atau memang baru terlihat dampak buruk dari sistem birokrasi yang berjalan?
Publik Bertanya-tanya Perihal Rumah Dinas Sekda
Publik pun mulai bertanya-tanya, bagaimana nasib rumah dinas Sekda yang kabarnya dibangun dengan dana cukup fantastis? Apakah sudah ditempati? Atau justru menjadi simbol kontras antara kemewahan fasilitas pejabat dengan minimnya dampak dari sisi pelayanan birokrasi? Jika Sekda serius ingin bersih-bersih birokrasi, mungkinkah evaluasi juga harus dimulai dari hal-hal simbolis semacam ini?Siapa yang sebenarnya layak dievaluasi, ASN di lapangan atau sistem yang mengakomodasi ketimpangan?
rubrikbanten.com