Aksi Protes Warga Kelurahan Kebondalem Tuntut Keterbukaan Pemilik Lahan Tower Telekomunikasi


Protes Warga terhadap Pemilik Lahan Tower Telekomunikasi


Dulurnet, ada kabar dari Lingkungan Rama Baru, RT 01 RW 06, Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon nih. Warga di sana lagi ngadain aksi damai dengan cara nempel spanduk protes di lahan tempat berdirinya tower telekomunikasi yang udah berdiri sejak 2013. Aksi ini berlangsung pada Kamis sore, 8 Mei 2025, sebagai bentuk desakan warga supaya pemilik lahan buka-bukaan soal status dan keberadaan tower tersebut.

Melansir dari pemberitaan matacyber.com (08/05/2025), menurut warga, tower yang berdiri di atas lahan pribadi itu selama ini nggak jelas soal kontrak sewa dan izin lingkungan. Mereka merasa diabaikan selama bertahun-tahun. Ketua RT 01, Iwan Kurniawan, bilang, "Kami menuntut keterbukaan informasi dari pemilik lahan tower. Sudah tiga kali kami coba mediasi, tapi tidak ditanggapi. Maka kami sepakat, para pemuda dan warga Rama Baru, untuk memasang spanduk sebagai bentuk keprihatinan dan desakan agar transparansi ini segera dibuka."

Kekhawatiran tentang Keamanan dan Transparansi


Selain itu, Iwan juga menyoroti simpang siur informasi soal kontrak antara pemilik lahan dan penyewa tower, PT Gihon. "Informasinya kontrak habis tahun 2024, tapi sekarang 2025 tower masih berdiri. Kami minta kejelasan dari pemilik lahan," tambahnya. Ketua Pemuda Rama Baru, Agus Supriatna, juga bilang kalau warga udah kirim tiga surat resmi dan berencana mediasi pada hari yang sama jam 14.00 WIB, tapi nggak ada tanggapan dari pemilik lahan.

Agus bilang, "Kami hanya ingin keterbukaan. Surat pertama, kedua, ketiga sudah kami kirim, tapi tidak ada respons. Intinya, kami menuntut transparansi publik saja." Ungkap Agus mengutarakan kekecewaannya yang mewakili suara warga sekitar.

Warga lain, Muhari, jelasin kalau tower milik PT Gihon yang dipakai operator M3 dan XL itu nggak pernah ada koordinasi sama lingkungan sekitar. Bahkan keberadaannya nggak ngasih manfaat apa-apa, malah bikin resah. "Tower ini pernah terjadi miring saat angin kencang. Warga resah, terutama orang tua dan anak-anak yang tinggal dekat. Sudah kami tegur, langsung diperbaiki, kami khawatir masalah ini terulang kembali," ungkap Muhari. 

Dia juga nilai pemilik lahan nggak ada itikad baik terhadap warga dan aparat yang udah coba mediasi, termasuk polisi dan kelurahan. "Kami merasa dia tidak menghargai warga, pemerintah, bahkan aparat kepolisian. Seolah-olah menantang masyarakat sendiri," lanjutnya.
 

Tuntutan Warga untuk Pembongkaran Tower


Karena keresahan yang udah berlangsung dari 2013 sampai sekarang, warga udah bulat pengen tower itu dibongkar. Muhari tegas bilang, "Masyarakat sudah resah sejak 2013 sampai 2025. Warga sudah bulat ingin tower ini ditumbangkan. Tidak ada negosiasi." tegasnya.

Eko Setiawan, yang rumahnya persis di sebelah tower, cerita keluarganya hidup dalam ketakutan tiap kali cuaca buruk. "Orang tua saya tidak bisa tidur kalau ada angin kencang. Takut tower roboh. Ini mengganggu ketenangan hidup kami," keluhnya.

Menanggapi aksi ini, Lurah Kebondalem, Hj. Bety Tety Sugiharty, bilang pihak kelurahan masih nunggu klarifikasi dari pemilik lahan. "Wa'alaikumsalam, masalah tower kita juga belum ada informasi diperpanjang atau tidak, kemarin saya sudah ngobrol dengan pemuda link Rama Baru dan babinkamtibmas konfirmasi ke yang punyanya. Nanti besok dikabari hasilnya," ujarnya.

Sampai berita ini ditulis, pemilik lahan belum kasih tanggapan resmi atas tuntutan warga.

Sumber: matacyber.com
jasa pembuat plakat cepat dan murah