8 Bulan Tak Terima Gaji, BPJS Mati, Hingga 2 Karyawan Meninggal
Dulurnet, sedih banget dengernya... karena BPJS mati, dua karyawan sampe meninggal dunia karena nggak bisa dapet pengobatan yang layak. Padahal mereka udah kerja puluhan tahun di PT Putera Master Sarana Penyeberangan (PMSP).Gimana nggak nyesek coba? Feri, salah satu kapten kapal yang juga wakilin temen-temennya, bilang mereka itu bukan karyawan baru, udah senior banget tapi masih aja nggak dikasih BPJS.
“Banyak yang ngontrak, anak-anak juga sekolah, dan kebutuhan hidup terus jalan,” kata Feri.
Ditambah lagi, buat sekadar absen ke kantor aja harus keluar duit dari kantong sendiri. “Dari kontrakan ke kantor butuh biaya, padahal kami sudah 8 bulan nggak digaji. Kami minta hak-hak kami segera dikeluarkan,” tambahnya.
Sumber: bidikbanten.com
Melansir dari pemberitaan bidikbanten.com (07/05/2025), jumlah karyawan yang awalnya ngadu ke Disnaker itu 191 orang. Tapi sekarang yang tersisa cuma 153 orang. Sisanya udah nyerah, ada yang pindah kerja, bahkan ada juga yang meninggal dunia karena kondisi makin parah dan nggak ada kejelasan.
Mereka ini kerja di dua perusahaan, satu milik Bapak Sony Paago (PT Putera Master Sarana Penyeberangan SP), satunya lagi milik Bapak Ponti Paago (PT Putera Master Sarana Penyeberangan Mulia). Kepala cabangnya Cyintia Paago, wakilnya Waras Subagio. Tapi mereka semua seperti bungkam, padahal para karyawan cuma minta hak-nya yang udah 8 bulan mandek.
Gaji Dibawah UMR dan Tanpa BPJS Aktif
Dulurnet, kebayang nggak sih gaji paling tinggi cuma Rp2,8 juta di Bakauheni, sementara UMK Cilegon udah Rp4,8 juta lebih? Di Merak, malah banyak yang digaji cuma Rp4,1 juta atau bahkan di bawah itu! Dan itu pun tanpa BPJS aktif. Ada sih yang aktif, tapi cuma bisa buat cek ringan, nggak bisa rawat inap karena masih ada tunggakan. “Kalau pun aktif, hanya bisa buat cek ringan, nggak bisa rawat inap karena masih ada tunggakan,” ujar Feri lagi.Lebih lanjut, dia mengatakan “Dari awal pengaduan ke Disnaker Cilegon sampai ke Disnaker Provinsi, alasan perusahaan tetap sama: mau jual aset. Tapi kami tidak tahu aset yang mana. Kami hanya tahu bekerja. Sementara kapal sudah ada yang dijual, seperti KMP Nusa Putra. Tinggal enam kapal lagi, itu pun tersebar di berbagai cabang,” papar Ferry.
LSM Gapura Kasih Ultimatum Keras, Ancam Lapor ke Presiden
Ketua LSM Gappura Banten, Husen Saidan, nggak tinggal diam. Dia kasih ultimatum ke pemerintah dan perusahaan, maksimal seminggu harus ada penyelesaian! Kalau nggak, dia siap bawa kasus ini langsung ke Presiden. “Kami kasih waktu satu minggu. Kalau nggak selesai, kami bawa ini ke Presiden! Jangan anggap remeh. Ini bukan soal bisnis semata, ini soal nyawa dan kemanusiaan,” tegas Husen.Dia juga nyindir kinerja Disnaker yang dianggap nggak becus. “Kalau Disnaker mandul, kita cari solusi yang lebih tinggi!” lanjutnya.
Dan beneran nih, kalau nggak ada perubahan dalam seminggu, Husen dan tim Gappura siap turun ke jalan. “Kami siap turun ke jalan, kalau perlu long march ke Istana!” pungkasnya.
Perlu Perhatian Serius Dari Pemerintah Cilegon
Kondisi ini jelas banget harus jadi perhatian khusus buat banyak pihak, terutama Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon. Masak iya sampai dua orang karyawan harus meninggal dulu baru ditanggepin? BPJS nonaktif, gaji nggak keluar, dan masa depan pekerja jadi pertaruhan. Pemerintah harus cepet ambil langkah tegas, jangan tunggu masalah ini jadi makin besar.Sumber: bidikbanten.com