Harga Kelapa Parut Meroket, Apa Sih Penyebabnya?
Kenaikan Harga Drastis di Pasar Lenteng Agung
Dulur fakta Cilegon, kalian pernah gak sih ngerasain harga kelapa parut tiba-tiba naik gila-gilaan? Nah, sekarang ini lagi heboh banget nih soal harga kelapa parut yang meroket sampai Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu per butir! Pedagang di Pasar Lenteng Agung bilang lonjakan ini mulai terasa pas Ramadan kemarin. Damar, salah satu pedagang di sana cerita kalau saat Ramadan harga kelapa ukuran besar bisa tembus Rp 25.000 dan yang kecil sekitar Rp 17.000.
“Lagi naik, sekarang ya Rp 20.000, dulu pas puasa parah naik,” kata Damar waktu ditemui kumparan pada Kamis (17/4). Dengan harga segitu dia cuma bisa jual sekitar 300-400 butir per hari dibanding biasanya yang bisa habis sampai 500 butir dengan harga normal sekitar Rp10.000 per buah.
Penyebab Lonjakan Harga dan Dampaknya ke Penjualan
Damar menduga kenaikan ini karena kebutuhan masyarakat akan stok kelapa parut meningkat menjelang Lebaran. Tapi dia juga bilang gak tahu kalau ternyata sebagian komoditas kelapa Tanah Air diekspor ke luar negeri sehingga stok lokal jadi berkurang.
Akibatnya penjualan jadi agak menurun karena harganya mahal dan stok pun dikurangi supaya gak rugi banyak.
Mendag Turun Tangan: Panggil Eksportir & Petani Cari Solusi
Mahal Karena Ekspor Kelapa Bulat
Menteri Perdagangan Budi Santoso kasih penjelasan penting nih buat kita semua: penyebab utama mahalnya kelapa parut itu karena banyak kelapa bulat yang diekspor dengan harga jual lebih tinggi dari dalam negeri sehingga bikin langka stok lokal dan akhirnya harganya melonjak drastis.
Budi bilang “Ya kan ini kan mahal kan karena di ekspor ya,” waktu ditemui di Kantor Kemendag Jakarta Pusat pada Kamis (17/4).
Rencana Pemerintah untuk Stabilkan Harga
Budi Santoso juga bilang bakal panggil eksportir sama petani buat duduk bareng cari solusi win-win solution supaya industri tetap jalan lancar, pengusaha untung juga petani dapat hasil maksimal tanpa bikin kebutuhan dalam negeri kekurangan pasokan atau malah makin mahal harganya.
"Karena kita juga di dalam negeri membutuhkan, tetapi harga tentunya juga kalau murah kan petani, eksportir kan nggak mau," tambah Mendag mengutip pemberitaan kumparan.com (18/04/2025).
Jadi intinya pemerintah udah aware banget sama masalah ini dan siap bertindak supaya gak ada pihak yang dirugikan terutama masyarakat sebagai konsumen sehari-hari biar kebutuhan pokok seperti kelapa tetap terjangkau tapi petani serta eksportir pun tetap sejahtera.